Sabtu, 30 Juni 2012

Usaha Untung Besar, Dari Cookies Aneka Rasa

“Imut, lezat, dan renyah!!!” Paduan inilah yang berhasil membuat camilan cookies aneka rasa diminati konsumen di berbagai belahan dunia. Bila dulunya cookies diciptakan karena sebuah kecelakaan kue di Negara Belanda (berasal dari kata “koekje” yang berarti kue kecil), sekarang ini cookies menjadi salah satu camilan lezat yang sangat cocok dijadikan sebagai teman santai maupun menjadi hidangan khusus di acara-acara istimewa, seperti misalnya pada saat menjamu tamu di Hari Raya Idul Fitri, Natal, maupun tahun baru.

Seiring dengan perkembangan waktu, cookies atau yang lebih akrab disebut dengan kue kering ini banyak digemari konsumen dari berbagai kalangan masyarakat. Tentunya moment tersebut bisa Anda manfaatkan dengan baik untuk merintis sebuah usaha. 

Karenanya, bagi Anda para mahasiswi yang memiliki hobi memasak, tidak ada salahnya bila Anda mencoba memproduksi cookies aneka rasa sebagai salah satu peluang bisnis mahasiswa yang menjanjikan untung besar setiap bulannya.

Konsumen
 
Pada dasarnya cookies disukai hampir semua orang. Mulai dari anak kecil, kalangan anak muda, hingga orang dewasa, semuanya menjadikan cookies sebagai teman asyik untuk menemani waktu santai yang mereka miliki. Selain itu, belakangan ini cookies juga mulai diinovasikan sebagai makanan tambahan bagi sebagian besar bayi di Indonesia. 

Dengan kandungan gizi yang cukup tinggi, cookies menjadi salah satu camilan ringan yang bisa dinikmati konsumen dalam segala suasana.
***


Senin, 25 Juni 2012

Dompet Handphone Murah Datangkan Untung Jutaan

Laris manis perkembangan bisnis handphone di Indonesia ternyata tidak hanya memberikan keuntungan besar bagi para produsen maupun distributor produk telepon seluler, namun juga mampu memberikan peluang bisnis baru bagi para pengrajin sarung atau dompet handphone yang keberadaannya semakin hari kian diminati para konsumen.

Tak bisa kita pungkiri bila beragam jenis aksesoris handphone, tidak terkecuali dompet atau sarung pelindung pun kini mulai dilirik konsumen untuk mempercantik penampilan ponsel yang mereka miliki. Kondisi inilah yang belakangan bisa Anda bidik dengan baik untuk dijadikan sebagai ladang bisnis baru yang menjanjikan untung besar setiap bulannya.

Konsumen
 
Hampir setiap orang yang memiliki handphone menginginkan tampilan ponselnya terlihat cantik dan menarik. Karenanya, Anda bisa membidik semua kalangan masyarakat untuk dijadikan sebagai calon konsumen yang cukup potensial. Misalnya saja dengan membidik para remaja yang menginginkan pernak-pernik serba unik, konsumen dewasa yang membutuhkan dompet handphone untuk melindungi telepon selulernya, serta kalangan menengah keatas yang membutuhkan dompet handphone untuk menunjang penampilan/ fashion mereka setiap harinya.
***


Rabu, 20 Juni 2012

Mengunci Laba dari Bisnis Kancing Kerang

Cangkang kerang tidak lagi dianggap sebagai limbah. Para perajin kini banyak yang memanfaatkan cangkang kerang untuk dibuat kancing baju dan tas. Karena dianggap lebih ramah lingkungan banyak pembeli dari luar negeri, terutama Eropa tertarik produk kancing dari cangkang kerang itu. Permintaannya pun terus bertambah.

Umumnya kancing baju terbuat dari bahan baku plastik. Namun, sekarang mulai banyak produk kancing baju dengan bahan baku non plastik yang lebih ramah lingkungan. Salah satunya, kancing baju dari cangkang kerang.

Di tangan-tangan nan terampil, cangkang kerang yang biasanya dibuang percuma dan menjadi limbah, bisa disulap menjadi produk dengan nilai ekonomi tinggi.

Bahkan produk kancing dari cangkang kerang kini sudah melanglang buana sebagai produk ekspor ke berbagai negara. Karena dianggap ramah lingkungan, produk kancing cangkang kerang tersebut ternyata cukup diminati pasar.

Salah satu pembuatnya adalah I Putu Darmaya. Ia berbisnis kancing berbahan cangkang kerang dengan bendera PT Caspla Bali. Sejak 2001, ia menekuni bisnis ini.

Menurut Darmaya, ada lima jenis cangkang kerang yang bisa diolah menjadi produk kancing. Yakni, cangkang kerang mutiara, lola, wadung, mabe, dan trukus. Dari berbagai jenis cangkang kerang tersebut, kancing dengan kualitas terbaik biasanya terbuat dari bahan baku kerang mutiara.

Bahan baku cangkang kerang, ia beli dari para penangkar kerang. Darmaya biasanya membeli cangkang kerang itu dari penangkar kerang di daerah Bali dan Lombok dengan harga Rp 15.000 per kilogram (kg) untuk mutu cangkang paling rendah. "Setelah kami olah menjadi kancing, harganya dari Rp 100 satu biji sampai Rp 1.000 per biji," ujar Darmaya.

Saban hari, Darmaya bisa memproduksi 300 kg hingga 400 kg kancing. Permintaan banyak datang dari pabrik garmen dan industri aksesori skala rumahan di Jakarta, Yogyakarta, dan Semarang.

Selain itu, Darmaya juga sudah mengekspor produk kancing miliknya ke berbagai negara, seperti China, Italia, Jerman dan negara Eropa lain. "Omzet saya Rp 50 juta per bulan," imbuhnya.

Pembeli dari Eropa paling banyak lantaran mereka sangat peduli dengan produk-produk yang ramah lingkungan. Mereka juga menilai kancing dari kulit kerang menjadi sangat artistik bila dipadukan dengan busana. Maka itu, Darmaya bilang, permintaan kancing dari cangkang kerang ini dari para pembeli di Eropa terus meningkat.

Berkah memanfaatkan limbah cangkang kerang juga dinikmati Ahmadun, perajin skala industri rumahan di Situbondo, Jawa Timur. Sama seperti Darmaya, ia juga menyulap limbah cangkang kerang menjadi produk kancing baju dan tas, sejak tahun 2001 silam.

Bedanya, produk kancing baju Ahmadun belum sampai ke negeri orang. Ia hanya menyasar industri garmen dan aksesori skala rumahan sebagai target pasarnya.

Bahan baku cangkang kerang ia peroleh dari sekitar tempat tinggalnya. Dengan memakai peralatan yang sederhana, Ahmadun bisa menghasilkan 200 biji sampai 300 biji kancing baju dari cangkang kerang, dalam sehari.

Omzet yang ia raup memang belum sebesar Darmaya. "Omzet saya hanya sekitar Rp 10 juta per bulan," imbuhnya. Toh, ia memiliki kepuasan tersendiri berbisnis kancing cangkang kerang ini. Bukan cuma mendapat penghasilan, melainkan setidaknya ia juga bisa membantu mengurangi limbah lingkungan.

Agar pendapatan semakin mengkilap, Ahmadun maupun Darmaya, kini tak hanya menjual produk kancing baju dan tas saja. Tetapi juga berbagai macam pernak-pernik dan hiasan dinding. Tentu saja bahan bakunya tetap cangkang kerang. 
***

sumber:  http://peluangusaha.kontan.co.id


Jumat, 15 Juni 2012

Agnes Mengolah Kain Perca Batik Menjadi Sepatu Unik

Dengan usia yang relatif masih muda, Agnes Tandia, 23 tahun, berhasil menemukan ide sekaligus memproduksi sepatu berbahan batik. Selain memasarkan produk sepatunya di dalam negeri, Agnes juga punya jaringan pemasaran sepatu hingga ke Malaysia. Saban sebulan, Agnes meraup omzet lebih dari Rp 60 juta.

Jika kebanyakan kaum perempuan hanya bisa membeli sepatu buatan orang lain, lain halnya dengan Agnes Tandia di Bandung. Ia justru lebih banyak memakai sepatu buatannya sendiri.

Bahkan keahlian Agnes membuat sepatu itu telah menjadi ladang bisnis yang menggiurkan baginya. Kini, Agnes mampu memproduksi hingga 500 pasang sepatu wanita per bulan dengan omzet lebih dari Rp 60 juta.

Agnes pertama kali membuat sepatu wanita pada 2008, saat ia berusia 19 tahun. Ide itu muncul saat ia melihat banyak sisa kain pembuatan jaket berserakan di konveksinya. Maklum, sebelum memproduksi sepatu, Agnes sudah memproduksi jaket batik.

Dari bahan batik sisa jaket itulah Agnes mendesainnya menjadi sepatu. "Sayang jika bahan batik itu terbuang percuma," terang Agnes.

Ketika itu, Agnes belum punya keinginan membuat sepatu untuk keperluan komersial. Dia hanya ingin membuat sepatu buat dirinya sendiri. Tapi ternyata, banyak koleganya tertarik dengan sepatu dengan tampilan unik itu. "Bahan batik menjadi lapisan luar dari sepatu," terang Agnes.

Karena banyak yang berminat, Agnes memutuskan memproduksi sepatu yang dia beri merek Kulkith itu. Bahkan, agar produknya ini terkenal, ia membawa sepatu itu pada ajang pameran. Pada tahun 2009 itu, Agnes mengikuti pameran kerajinan Inacraft di Jakarta Convention Center (JCC). "Saya membawa dua lusin sepatu motif batik yang saya produksi dengan modal Rp 2 juta," terangnya.

Dari pameran itu, hatinya makin mantap berbisnis sepatu batik lantaran punya pasar potensial. Hampir seluruh sepatu itu habis terjual. Agnes pun pulang dengan membawa duit sekitar Rp 8 juta. "Dari dua lusin yang saya bawa, yang tersisa hanya lima pasang," kenang Agnes.

Dengan usia yang tergolong muda, Agnes kini sudah memiliki toko sepatu sendiri di Bandung, Jawa Barat. Ia juga sudah memiliki agen penjualan sendiri di Jakarta. Tak hanya itu, Agnes juga memiliki agen pemasaran hingga ke Malaysia. Namun begitu, penjualan sepatu batiknya masih mengandalkan pasar Jabodetabek.

Keunggulan sepatu produksi Agnes terletak pada penggunaan bahan baku. Agnes membuat sepatu dengan memadukan kain batik dengan bahan baku kulit. "Penggunaan bahan batik inilah ciri khas sepatu kami," terang Agnes.

Dengan mematok harga jual Rp 130.000 sampai Rp 250.000 per pasang, Agnes membidik segmen pasar kalangan perempuan muda yang berusia 15 tahun sampai usia 25 tahun.

Alumni Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB itu mengaku sengaja memproduksi sepatu batik untuk kaum perempuan. Sebab, dari penilaiannya, kaum perempuan lebih peduli akan desain sepatu ketimbang kaum pria. "Maka itu setiap bulan saya selalu merilis tiga desain baru agar tetap bisa mengikuti tren pasar sepatu," jelas Agnes.

Demi kepuasan pelanggannya, Agnes tidak mau menjual sepatu dengan harga mahal. Alasan dia, konsumen bakal jarang berbelanja jika harga jual sepatu itu terlalu berat bagi kantong. "Jika harganya murah, mereka akan sering berbelanja," terang Agnes.

Walaupun harga sepatu itu terbilang murah, tetapi Agnes tidak mau menyepelekan masalah produksi. Ia tetap membuat sepatu dari bahan baku batik berkualitas dan bahan kulit yang bermutu. "Pemilihan corak batik juga penting agar cocok dibuat sepatu," kata dia.

Dalam bisnis ini, keluhan Agnes hanya satu: susahnya mencari tenaga kerja. Sebab, bisnis ini butuh tenaga kerja yang terampil, handal, serta kreatif. "Faktor tenaga kerja sangat penting karena sepatu kami ini buatan tangan atau hand made," katanya. 

***

sumber:  http://peluangusaha.kontan.co.id


Minggu, 10 Juni 2012

Laba Klinik Kecantikan Kian Cantik



Menjadi cantik merupakan impian hampir seluruh wanita. Banyak cara dilakukan oleh kaum hawa untuk mewujudkan mimpinya. Mulai dari mengonsumsi obat, berpantang makanan tertentu, dan pergi ke klinik kecantikan. Cara terakhir ini, sepertinya menjadi pilihan banyak wanita.

Tak heran jika klinik kecantikan berkembang menjadi bisnis yang potensial. Tengok saja beberapa pewaralaba klinik kecantikan yang menjalani bisnis ini. Dalam setahun terakhir, bisnis mereka berkembang, baik dari sisi pendapatan maupun penambahan jumlah mitra dan gerai.

Esri Medical Aesthetic, Martha Tilaar Salon & Day Spa, dan Pure Beauty Care adalah beberapa waralaba yang klinik kecantikan dan perawatan tubuh yang mengecap pertumbuhan. Meski, pemain baru bermunculan, mereka tetap yakin, prospek bisnis ini masih cerah.


• Esri Medical Aesthetic

Berbeda dengan waralaba salon kecantikan pada umumnya, Esri Medical Aesthetic mengedepankan konsep klinik kecantikan dari sisi medis. Klinik ini didukung oleh dokter bersertifikat dari Persatuan Dokter Estetik Indonesia (PERDESTI).

Susana Seriani, pemilik Esri Medical Aesthetic mengatakan, kini pihaknya telah memiliki empat mitra, yang tersebar di Ciledug, Ciputat, Makassar dan Surabaya, dan dua calon mitra baru. Padahal saat KONTAN mengulas waralaba ini akhir Maret 2010, Esri belum memiliki mitra.

Hanya saja, paket investasi Esri juga mengalami kenaikan. Jika pada awalnya, Esri menawarkan paket kerja sama senilai Rp 125 juta, kini meningkat menjadi Rp 135 juta. "Kenaikan Rp 10 juta ini karena ada pengembangan sistem komputerisasi pengelolaan klinik secara online. Jadi, mitra bisa terhubung dengan pusat," tandasnya.

Dari nilai investasi tersebut, mitra memperoleh seluruh peralatan lengkap untuk memulai usaha, seperti electromedic equipment dan electroesthetica equipment, termasuk produk perawatan kulit senilai Rp 35 juta.

Susana bilang, dalam sehari klinik ini bisa menjaring 10-15 pasien. Dengan biaya perawatan berkisar Rp 50.000-Rp 300.000 dan harga obat dari Rp 50.000 hingga Rp 75.000. Ia pun mengklaim, mitra bisa meraup omzet hingga Rp 20 juta per bulan. Dari omzet itu, mitra bisa mengantongi keuntungan hingga 50%, sehingga perhitungan masa balik modal akan tercapai dalam waktu 1-1,5 tahun.

Dengan kesuksesannya menjaring empat mitra dan dua calon mitra itu, Susana optimistis bisa memenuhi target tahun depan, yakni menambah enam hingga sepuluh mitra.


• Martha Tilaar Salon & Day Spa

Selain membuka salon dan klinik kecantikan sendiri, Martha Tilaar Salon & Day Spa menawarkan program waralaba dan kemitraan spa. Ketika KONTAN mengulas waralaba Martha Tilaar Salon & Spa pada September 2008, jumlah waralabanya mencapai 33 gerai. Kemudian pada Oktober 2010, jumlah waralabanya bertambah menjadi 42 gerai. Kini, Martha Tilaar Salon & Day Spa sudah memiliki 46 cabang, baik di dalam maupun luar negeri, seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Ukrania dan Jepang.

Direktur PT Cantika Puspa Pesona Wulan Tilaar Widarto optimistis bisnis kecantikan akan makin tumbuh. Maklum, tingginya tingkat kesibukan dan stres, serta gaya hidup perkotaan membuat bisnis salon dan spa terus berkembang pesat. Apalagi, penggemar layanan salon dan spa tak terbatas pada perempuan, melainkan juga para lelaki.

Di Indonesia, Martha Tilaar Salon & Day Spa memiliki cabang di beberapa kota seperti Batam, Jakarta, Lampung, Palangkaraya, Pontianak, Balikpapan, Samarinda, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Selain itu masih ada beberapa di wilayah Sulawesi dan Sumatera. Di Sumatra, Martha Tilaar membukagerai di Aceh dan Riau. Sedangkan di Sulawesi, Martha Tilaar baru membuka satu gerai di Makassar. "Mungkin kami akan membuka beberapa spa di Indonesia Timur," kata Wulan.

Ia melihat adanya peluang dan potensi untuk bisnis salon kecantikan tumbuh di sana. Sebab, gaya hidup masyarakat di Indonesia Timur sudah mulai berkembang.

Membuka spa yang sudah ternama seperti Martha Tilaar Salon & Spa memang terbilang mahal. Bila berminat, terwaralaba harus menyiapkan modal awal Rp 1,5 miliar. Franchise fee sebesar Rp 275 juta untuk lima tahun. Nilai biaya waralaba ini belum berubah sejak tahun 2008.

Demikian pula dengan biaya royalti. Besar royalti yang harus dibayar terwaralaba masih sama, yakni sekitar 5% dari total omzet. Untuk membuka usaha spa ini, terwaralaba perlu menyediakan lahan dengan luas minimal 250 meter persegi.


• Pure Beauty Care

Klinik Pure Beauty Care kini memiliki tiga mitra yang tersebar di Medan, Serpong dan Jambi. Klinik yang khusus bergerak di bidang perawatan kulit muka dan tubuh ini berdiri pada 2008 lalu. Sampai saat ini, mereka belum mengubah nilai paket investasi yang ditawarkan untuk investor Pure Beauty Care.

Untuk menjadi terwaralaba, Pure Beauty Care mengenakan biaya waralaba sebesar Rp 120 juta untuk masa kontrak empat tahun. Mereka menawarkan keringanan pembayaran, dengan membayar setengah dulu saat penandatanganan nota kesepahaman, sambil menunggu renovasi tempat. Begitu renovasi tempat selesai, terwaralaba harus segera melunasi biaya franchise.

Setelah itu, nantinya terwaralaba juga harus membayar royalty fee sebesar 5% dari omzet per bulan. Asyiknya, terwaralaba baru membayar royalty fee setelah mereka balik modal. "Kami perkirakan masa balik modal itu setelah satu tahun usaha berjalan," kata Irene Yasmintiah, Pengelola PT Pure Beauty Care Indonesia..

Dengan mengusung produk perawatan kulit, Pure Beauty Care yang memakai bahan baku alami dari ekstrak buah-buahan, klinik kecantikan Pure Beauty Care menawarkan perawatan yang sehat. Produk perawatan kulit Pure Beauty Care langsung didatangkan dari Belanda. "Semua bahan perawatan dan peralatan kita impor," jelas Irene.

Perusahaan ini membidik peluang pasar pada segmen kelas menengah. Irene mengatakan, alasan pemilihan kelas menengah itu karena klinik perawatan kulit yang menyasar kelas atas sudah penuh dengan beberapa brand sudah cukup kuat, seperti Natasha dan Erha. "Pasar masih tetap terbuka luas," kata Irene.

Klinik Pure Beauty Care ini menawarkan produk untuk mengatasi masalah jerawat, flek, keriput, pemeliharaan kulit, alergi kulit, dan kekeringan kulit. Bahkan tidak hanya itu, Irene bilang, klinik ini juga menawarkan perawatan bagi konsumen yang mengalami permasalahan seputar bentuk tubuh.

Untuk menjadi mitra, hal yang harus diperhatikan dalam mengembangkan bisnis ini adalah kompetensi dalam bidang kecantikan. Sang franchisee harus memiliki kecintaan dan ketekunan di bidang ini. "Bisnis kecantikan berbeda dengan bisnis makanan, butuh kesabaran," ujar Irene.

Sampai saat ini, mereka sudah memiliki tiga mitra baru. Maklum, sebagai pendatang baru, Pure Beauty Care lebih memfokuskan diri untuk membangun brand image dengan konsep yang Pure Beauty Care.

Dengan brand image yang kuat, Irene yakin bisa mendorong calon pasien untuk berani mencoba menggunakan produk dari Pure Beauty Care. "Maklum, menggunakan produk kecantikan itu tidak seperti mencoba makanan atau baju," kata Irene.
***
 

Selasa, 05 Juni 2012

Kapan Saya Perlu Utang?

"Pinjaman tunai tanpa jaminan hingga Rp 200 juta proses cepat, hubungi 081… …" demikian pesan singkat yang tertulis pada telepon genggam, sepintas pesan tersebut menarik, tapi sesungguhnya kita wajib hati-hati karena pinjaman adalah identik dengan utang maka sudah pasti utang tersebut haruslah dapat dikembalikan berikut dengan bunganya, ya berikut dengan bunganya dan sesuai dengan jangka waktu yang disepakatinya.

Lalu pertanyaan berikut adalah apakah utang tidak boleh saya ambil seumur hidup? Mana yang lebih baik kita berutang atau tunai alias cash? Lalu bagaimana jika kita berada dalam kondisi terdesak jeratan utang? Jika pada akhirnya kita memutuskan untuk berutang dan atau menambah utang bagaimana kirannya waktu yang paling tepat untuk di ambil?

Nah untuk menjawabnya marilah kita sepakati dulu bahwa konsep utang adalah pinjam meminjam, dengan demikian karena bersifat pinjaman maka sudah menjadi kewajiban bagi penerima pinjaman (debitur) untuk mengembalikan kepada pemberi pinjaman (kreditur) dan tentunya pengembalian tersebut harus sesuai dengan kesepakatan debitur dan kreditur.

Biasanya dalam kesepakatan tersebut ada faktor yang melekat didalamnya yaitu jangka waktu dan imbal hasil atau bunga utang. Utang sangat berbeda dengan investasi, dalam investasi kewajiban untuk memberikan imbal hasil investasi dapat naik atau turun dari ekspektasi sedang utang pada umumnya memiliki imbal hasil (bunga) yang tetap dalam kondisi apapun.
Dengan demikian utang memiliki konsep yang sangat ketat (mengembalikan dalam kondisi apapun) maka sudah menjadi kewajiban bahwa pengambilan utang haruslah memenuhi kaidah kerja produktif, konstruktif bukan konsumtif.
Jadi bagi calon debitur, jika ingin mengambil utang maka pertimbangkanlah masak-masak beberapa faktor berikut ini:

Penggunaan dana utang, ya pertimbangkan secara masak alokasi dana pinjaman tersebut, ada 3 (tiga) kemungkinan alokasi penggunaan dana pinjaman yakni:
1. Penggunaan produktif yaitu utang untuk modal investasi atau modal kerja;
2. Penggunaan konsumtif yaitu utang untuk membeli barang-barang yang dipakai tanpa ada aktifitas produktif dari barang tersebut;
3. Penggunaan konstruktif yaitu utang dipakai untuk membayar utang lama yang memiliki tingkat bunga dan cicilan yang tinggi dari utang yang baru, dalam hal ini debitur melakukan restrukturisasi yang bersifat konstruktif atas kewajiban pembayaran utang yang sedang berjalan.


Kemampuan bayar cicilan yakni besarnya tidak melebihi dari 35 persen dari penghasilan setiap bulannya, ini berarti sangat erat kaitannya dengan:
1. Jangka waktu pinjaman serta uang muka yang dibayar (jika ada);
2. Suku bunga utang.


Manajemen resiko atas utang tersebut, yakni jika debitur meninggal dunia maka utang tersebut harus sudah dilindungi dengan asuransi jiwa dengan uang pertanggungan minimal sama dengan jumlah utang tersebut.

Singkat kata calon debitur yang akan berhutang harus memperhatikan penggunaan dana dan kemampuan bayar, jika tidak pasti akan terjerumus dalam lubang utang yang lebih besar. Kedua hal tersebut haruslah dilakukan secara bersamaan bahkan sebelum utang diambil.

Namun adakalanya kita dalam posisi terdesak untuk membayar utang, misalkan kita dalam tekanan pihak debt collector dan kita menyadari bahwa faktor diatas tidak dapat kita penuhi, namun utang baru meskipun bunga lebih tinggi harus tetap harus diambil, pada posisi ini maka saran kami adalah TIDAK MENGAMBIL utang yang baru, namun bicarakan dengan pihak Bank untuk mendapatkan keringanan.

Jika pembicaraan dengan pihak Bank tidak menemukan hasil yang memuaskan maka alangkah baiknya sebagai langkah terakhir anda mulai mencari perlidungan secara hukum dengan cara menghubungi konsultan hukum. Karena sebesar apapun utang dapat dipailitkan secara hukum. Konsekuensi jika dipailitkan adalah anda tidak bisa untuk mengambil utang baru melalui bank selama minimal dalam 3 (tiga) tahun, hal ini disebabkan status utang anda di Bank Indonesia adalah menjadi 5 (lima) alias dalam kondisi macet total (pailit).

Dengan demikian dalam kondisi terdesak:  "Jangan mengambil utang baru dengan suku bunga lebih besar serta jangka waktu yang lebih singkat dari utang yang lama (dengan alasan apapun!), hal ini dapat tercermin dengan besarnya cicilan utang baru melebihi cicilan utang yang lama."

Demikian pembaca yang bijak, hal diatas menjadi acuan utama jika kita akan mengambil utang baik dalam kondisi normal maupun dalam kondisi terjepit atau terdesak.

Perlu diketahui apabila kita menggunakan utang untuk penggunaan produktif, maka utang tersebut sangat berpotensi untuk mempercepat pertumbuhan aset kita, dalam hal ini utang berfungsi sebagai pengungkit (leverage) dan akan berimbas pada pertumbuhan aset secara signifikan.

Jadi mana yang lebih baik kita menggunakan dana tunai atau dengan berutang?, jawabannya adalah jika utang tersebut kita yakini merupakan utang yang produktif maka silahkan anda berutang, namun uang tunai atau cash tersebut kita wajib dialokasikan pada instrumen investasi yang aman misalkan reksa dana pendapatan tetap atau dapat dikombinasikan dengan emas. Fungsi alokasi investasi ini adalah selain untuk lindung nilai juga berfungsi sebagai pengurang beban utang secara akumulasi.
Demikian pembaca anda tidak perlu takut untuk berutang asalkan penggunaan utang adalah secara produktif dengan syarat anda benar-benar menghitung penggunaan dana dan kemampuan bayar anda secara matang.
*** 


Jumat, 01 Juni 2012

Omzet Bisnis Produk Kulit Bisa Miliaran Rupiah

Produk berbahan kulit asli memang terbilang mahal. Tapi bukan berarti produk ini tak diminati masyarakat. Buktinya, bisnis produk kulit terus dibanjiri pesanan hingga bisa meraup omzet miliaran rupiah.

"Pesanan ada aja walaupun saingan lebih ketat," ujar pemilik usaha Sasta Collection, Santi, kepada Kompas.com, di sela-sela Gelar Sepatu, Kulit, dan Fashion 2012, di Jakarta Convention Center, Senayan, Sabtu (19/5/2012).

Santi yang telah memulai usaha sejak tahun 2000 ini mengaku tak pernah mengalami sepi pembeli sekalipun usaha produk kulit kian menjamur di Garut, Jawa Barat. Produk kulitnya, mulai dari dompet hingga tas, terus menyasar pasar di Jakarta hingga Yogyakarta. "Bahkan sampai Batam. Mereka (pembeli) ambil barang ke saya," sambung dia.

Pembeli dari negera tetangga, yakni Malaysia, pun langsung berkunjung ke Garut, untuk membeli produk kulit Santi dan suaminya, Adis. "(Pembeli) Malaysia sering ke toko tiap minggu atau dua minggu. Belanja barang yang ada di toko," ucapnya.

Kian banyaknya masyarakat yang membeli produk kulit asli pun diakui oleh Ali Zaenal Abidin,  adik pemilik usaha produk kulit Barokah, di Sidoarjo, Jawa Timur. Ali mengatakan, harga produk kulit tentunya lebih mahal ketimbang imitasi. Misalnya, untuk dompet kulit yang dijualnya dihargai sekitar Rp 85.000 per buah, lalu untuk sebuah jaket kulit bisa sampai Rp 1,2 juta.

Ali menyebutkan, mahalnya produk kulit sudah tentu membuat omzet usaha pun kian besar. Keuntungan usaha produk kulit bisa berlipat-lipat. "Omzet terus naik, ya setahun ya bisa miliaran rupiah," tegas dia.

Ia pun mengaku, selama empat hari pameran di arena Pekan Raya Jakarta (PRJ), Kemayoran, pada pekan lalu, bisa meraup omzet Rp 50 juta. "Itu cuma empat hari, kan rata-rata pameran memang segitu harinya," pungkas dia. 

***

Senin, 30 April 2012

3S, Kunci Sukses Entrepreneur di 2012

Tak bisa dipungkiri, penjualan dari individu ke individu atau peer to peer yang mengandalkan rekomendasi sangat dipercaya oleh orang. Rekomendasi seseorang menjadi salah satu keberhasilan sebuah produk bisa diterima masyarakat. Kini, hal tersebut juga berlaku di sosial media. Pengusaha startup di tahun depan, harus memanfaatkan momentum ini untuk bisa meraup konsumen.

Demikian disampaikan Danny W. Wirianto, co-founder Mind Talk yang menjadi pembicara dalam seminar Sparx Up "Gamification and Convergence" di International Design School, Jakarta, Jumat (23/12/2011). "Yang akan menjadi tren adalah 3 S, yakni Social, Share, and Speed," jelasnya.

"Social" adalah bagaimana seseorang terhubung dengan orang lain dan saling berbagi. "Share" adalah bagaimana seseorang membagikan pengalamannya kepada orang lain, melalui teks, foto, video, apapun itu, melalui jejaring sosial. "Speed" adalah bagaimana jejaring sosial bisa memberikan informasi yang sangat cepat, melebihi kecepatan dari wartawan menuliskan berita.

Hal yang harus menjadi bagian yang harus dikembangkan oleh pengusaha startup di tahun 2012, yakni menjaga hubungan sosial dengan masyarakat, sharing informasi yang dibutuhkan masyarakat, dan memiliki kecepatan dalam menanggapi keluhan masyarakat mengenai produk atau layanan yang ditawarkan.

Selain itu, masyarakat juga menyukai penghargaan. Oleh karena itu, buatlah sebuah perusahaanstartup yang bisa menghibur dan menjadi sesuatu yang dicari oleh masyarakat. "Kita sudah stress dengan pekerjaan, kehidupan sudah sulit, lalu baca berita isinya berita buruk semua, tambah stress orang-orang. Anda tahu bagaimana Foursquare bisa lebih populer dari situs check-in lainnya? Karena ada badge, ada penghargaan yang membuat orang lain bangga walau cuma check-in doang," jelas Danny.

Kemudian menurut Danny, mengapa teknik pemasaran dengan gamification akan laku di tahun depan? karena kebutuhan masyarakat akan hiburan dan penghargaan juga besar. Maka, bisa memenangkan sebuah game dan mendapat penghargaan meskipun itu vrtual juga menjadi hiburan yang berarti. Lahan ini akan subur jika peruahaan start-up ingin mencobanya.

Namun tetap, kembali lagi Danny mengingatkan bahwa startup harus fokus kepada satu bidang tertentu. Jika ingin mengembangkan game, fokus di game. Jika ingin mengembangkan aplikasi yang memiliki fungsi, seperti Instagram misalnya, fokuslah membuat aplikasi untuk foto.

Jadi, mengembangkan paltform media sosial dengan fokus kepada salah satu bidang tertentu sembari memikirkan penghargaan apa yang menarik bagi pengguna untuk tetap menggunakan produk kita merupakan cara startup bisa bertahan di tahun depan.

***

sumber : kompas.com